Secara bahasa, umroh bermakna ziyarah atau berkunjung. Sementara menurut istilah, umroh artinya berkunjung ke kakbah atau baitullah dengan cara tertentu. Cara tertentu yang dimaksud itu merupakan keberadaan syarat, kewajiban dan atau rukun umroh yang harus dilaksanakan jamaah.
Jika salah satu amalan tidak dilakukan maka ibadahnya tidak sah. Lantas, apa saja rukun umroh yang perlu dipahami, dilakukan dan menjadi penentu sah atau batalnya ibadah umroh?
Rukun Umroh
Mengenai apa saja rukun umroh, sebenarnya setiap ulama berbeda pendapat. Abu Bakar Jabir Al-Jazairi di dalam kitab Minhajul Muslim mengungkapkan bahwa rukun umroh terdiri atas tiga amalan yakni ihram, thawaf, dan sa’i.
Sementara imam Al-Ghazali di dalam kitab Ihya Ulumiddin, serta Imam Syafi’I mengemukakan pendapatnya bahwa rukun umroh terdiri atas empat rukun. Namun ada satu tambahan lagi rukun yang dipercaya menjadi pelengkap rukun umroh yakni diharuskan bahwa semua rukun yang dilakukan dilaksanakan secara tertib atau berurutan.
Berikut penjelasan lengkapnya tentang rukun umroh yang perlu dipahami jamaah umroh :
Rukun umroh yang utama, melakukan ihram/ niat
Kegiatan apapun perlu diawali dengan niat terlebih dahulu, termasuk ibadah umroh. Dalam menunaikan ibadah umroh, niat diistilahkan dengan ihram.
Niat dalam ihram dilakukan dengan menggunakan pakaian ihram khusus (pakaian tanpa jahitan) dan melafazkan niat dari Miqat. Miqat merupakan titik awal dalam memulai ibadah umroh.
Ketika ihram juga ada beberapa larangan yang harus dipatuhi jamaah. Larangan ihram tersebut di antaranya tidak boleh memakai wangi – wangian, tidak boleh berhubungan suami istri, tidak boleh mencukur rambut, rafas, jidal, fusuk, dan lain – lain.
Thawaf
Thawaf merupakan amalan yang dilakukan dengan cara mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Titik awal thawaf dilakukan adalah dari Hajar Aswad. Ketika melewati hajar aswad dianjurkan untuk mengusapnya.
Akan tetapi kalau ramai jamaah dan tidak memungkinkan mengusap hajar aswad secara langsung, diperbolehkan untuk hanya memberi isyarat lambaian tangan ketika melewati hajar aswad. Dalam thawaf yang dilakukan, jamaah umroh juga dianjurkan berdzikir atau diperbolehkan melafazkan doa serta harapan yang diinginkannya.
Sa’i
Sa’i adalah suatu amalan yang dilakukan dengan berlari – lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan dilakukan sebanyak tujuh kali.
Tak ada doa yang wajib dibacakan ketika melakukan sa’i sehingga dalam melakukannya boleh dengan memanjatkan doa apapun yang diinginkan. Doa dan harapan yang dibaca ketika melakukan thawaf juga boleh dibacakan ulang ketika sa’i.
Rangkaian ibadah sa’i dalam rukun umroh berasal dari kisah istri nabi Ibrahim, Siti Hajar yang mencarikan minum untuk puteranya, Ismail ketika masih kecil. Siti Hajar berlari – lari kesana kemari bolak – balik demi mencari air untuk diminum puteranya. Alhasil Allah memberikan mukjizatnya dan kini sumber mata air tersebut dikenal sebagai mata air zam – zam.
Tahallul
Tahallul artinya melepaskan diri dari larangan ihram. Ada beberapa larangan ihram yang perlu dipahami sebagaimana yang kami sudah sebutkan sebelumnya. Nah, dengan melakukan tahallul artinya kita melepaskan diri dari semua larangan tersebut.
Tahallul dilakukan di luar Masjidil Haram di dekat bukit Marwah. Setelah melakukan tahallul, jama’ah bebas dari larangan tersebut.
Tertib
Semua rukun umroh harus dilakukan secara tertib. Tertib artinya mengerjakannya satu persatu tanpa dilompat – lompati, sesuai urutan, sesuai aturan dan tidak boleh dibolak – balik. Jadi jangan melewatkan satu amalan pun atau mengubahnya.
Itulah sedikit informasi yang kami dapat sampaikan kali ini terkait rukun umroh yang menjadi syarat sahnya dari ibadah umroh yang dilakukan. Laksanakan dengan niat yang baik dan kerjakan secara tertib agar umroh sah dan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan.
